Diva Indonesia, Could It Be Raisa?
Kehadiran Raisa sebagai penyanyi wanita memberi angin segar di tengah fenomena girlband.
                    
 
    
Penyanyi bernama 
lengkap Raisa Andriana ini sukses menginjakkan kaki di belantika musik 
Tanah Air lewat tembang andalan seperti Serba Salah  (VIVAnews/ Muhamad 
Solihin)
 
VIVAlife - Namanya tengah hangat dibicarakan 
oleh pecinta musik Tanah Air. Bukan soal gosip ataupun sensasi, 
melainkan suara merdu dan parasnya yang terbilang cantik. 
Ya, 
penyanyi bernama lengkap Raisa Andriana ini sukses menginjakkan kaki di 
belantika musik Tanah Air lewat tembang andalan seperti 
Serba Salah dan 
Apalah (Arti Menunggu).
Kehadirannya sebagai penyanyi wanita di kancah musik Indonesia seolah memberikan angin segar di tengah fenomena 
boyband dan 
girlband. Lagu bertajuk 
Serba Salah yang diunggah ke laman musik 
You Tube, misalnya, dalam tempo singkat sudah ditonton lebih dari 400.000 kali.
Kesuksesan
 penyanyi yang menggemari lagu-lagu Brian McKnight ini tidak diraih 
dalam waktu singkat. Ia telah mengasah suara emasnya sejak masih duduk 
di bangku sekolah.
VIVAlife berkesempatan mewawancara Raisa belum lama ini.  Berikut petikan bincang-bincang dengan penyanyi kelahiran 6 Juni 1990 ini:
Bisa diceritakan soal pembuatan album pertama Raisa?Tahun
 2009, baru rencana bikin album sama Asta (RAN), Handy dan Rio 
(Soulvibe). 2010 baru kita buat dan akhir tahun itu juga kita luncurkan 
single Serba Salah. Saat itu belum punya label. Kemudian awal Mei 2011, baru mengeluarkan album pertama.
Aku sama Asta sudah kenal dari tahun 2007, sebelum RAN mengeluarkan album. Pas tahun 2009, dia memikirkan 
next level jadi produser, dan aku juga sedang mencari jalan. Di situ kita 
ngobrol dan akhirnya berjodoh.
Dalam
 album pertama ini, tujuh dari sembilan lagu di dalamnya diciptakan oleh
 Raisa. Darimana biasanya Raisa mendapatkan inspirasi untuk menciptakan 
sebuah lagu?Biasanya orang bikin lagu ketika patah hati. Kalau aku 
nggak. Menurut aku malah 
keenakan pria
 itu aku tulis jadi lagu. Inspirasi biasanya dapat dari cerita 
teman-teman, atau misalnya perasaan ketika bangun di pagi hari. Itu bisa
 dituangkan jadi sebuah lagu. Kebanyakan 
sih aku sama produser bikin cerita dahulu. Misalnya 
cewek-nya begini, atau 
cowok-nya begitu.
Sebelum mengeluarkan album, Raisa kerap mengunggah video tengah menyanyikan lagu-lagu milik penyanyi lain di You Tube.  Ada alasan khusus mengapa mengunggah video-video tersebut?Kalau manggung 
kan aku
 harus memikirkan lagu yang disukai oleh penonton. Sementara aku lebih 
suka lagu-lagu zaman dahulu, tahun 1990-an. Untuk mengakali itu akhirnya
 aku 
upload video.
Hampir 
nggak ada lagu-lagu 
di daftar tangga lagu sekarang yang benar-benar selera aku. Aku suka 
Brian McKnight, Boyz II Men, dan Mariah Carey zaman dahulu. Aku 
nggak ada
 pilihan buat membawakan lagu-lagu itu ketika di atas panggung. Pastinya
 seorang musisi ada idealisme sendiri, misalnya ingin menyanyi  lagu 
dengan gaya seperti ini.
Apakah pernah menyangka video yang diunggah di You Tube mendapat sambutan cukup bagus?Video aku yang menonton 
nggak terlalu banyak, sekitar 20.000. Aku kaget pas 
upload Serba Salah. 
Single aku sendiri itu yang justru dapat 
feedback bagus. Lebih dari 100.000 orang yang nonton.
Apa saja yang berubah dalam kehidupan Raisa saat ini, setelah semakin dikenal masyarakat?Kalau dari pribadi 
nggak.
 Teman-teman aku masih sama, tim-tim aku memang dari awal bareng-bareng.
 Nggak ada berubah. Mungkin kalau sekarang aku bisa menyanyi buat lebih 
banyak orang. Beda rasanya kalau kita manggung menyanyikan lagu yang 
kita tulis sendiri dan orang nyanyi bareng. Itu rasanya luar biasa 
banget.
Untuk mengatasi jenuh biasanya kumpul dengan keluarga dan
 teman. Kalaupun pergi ke restoran biasanya cuma ngobrol sama teman. Aku
 bukan orang yang suka ke sana ke mari.
Bagaimana perasaan Raisa ketika lagu Could it Be dipakai sebagai soundtrack film Malaysia, Mantera?Alhamdulillah mereka suka dengan lagu itu. Mereka datang langsung ke sini dan menanyakan soal lagu tersebut. 
Alhamdulillah sudah jodohnya. 
Nggak menyangka juga.
Apakah pernah terpikir untuk menjadi seorang diva musik di Tanah Air?Diva
 itu apa dahulu definisinya. Diva bisa berarti orang yang tinggi banget 
dan sombong. Semua harus mengikuti cara dia. Diva juga bisa jadi orang 
yang punya 
skill bagus, berbakat, karier panjang. Kalau seperti itu aku mau. Tergantung definisi. Kalau aku berusaha menyanyi sebaik mungkin.
Apakah ada keinginan untuk menggelar konser tunggal?Pasti. Aku ingin banget bisa 
show sendiri. Tapi belum bisa sekarang, mungkin akhir tahun. Persiapan harus matang karena aku 
nggak mau asal-asalan. Kalau sekarang manggung di acara harus mengikuti konsep yang sudah ada. Kalau bikin sendiri itu 
kan konsep dari pikiran dan hati aku. Kalau aku konsepnya pasti lebih 
intimate dan minimalis.
Apa target Raisa di dunia musik?Aku bukan 
nggak punya mimpi, tapi untuk saat ini lebih ke 
near future. Takutnya terlalu heboh banget, yang dekat 
nggak kena. Untuk
 near future
 bakal rilis album di luar Indonesia, seperti Brunei Darussalam, 
Malaysia, dan Singapura. Pastinya aku juga bakal luncurin single baru 
dan aku berharap bisa lulus kuliah tahun ini.
Keinginan lain Raisa yang belum tercapai di luar musik?Aku kuliah 
marketing international business. Aku ingin buka toko 
interior design. 
 Itu yang selalu ada dalam pikiran. Itu sebenarnya hobi dan tadinya aku 
mau ambil kuliah soal itu. Tapi akhirnya aku ambil bisnis karena bisa 
diaplikasikan ke macam-macam.
Saat ini musisi baru banyak bermunculan. Apa saja yang dilakukan Raisa agar tetap bisa bertahan di industri musik Tanah Air?Aku sebenarnya berusaha untuk 
nggak fokus ke persaingan karena takutnya 
nggak fokus sama yang aku lakukan. Selain itu bisa bikin aku 
nggak orisinil.
 Di industri musik yang jelas untuk bisa bertahan harus bikin musik yang
 bagus terus dan nyanyi yang bagus. Setelah lulus nanti, aku akan les 
vokal untuk mengasah kemampuan aku. Menurut aku mengasah kemampuan ini 
yang lebih 
essential.
                
    
 • VIVAnews   |   Share :